Kendal & Gresik Lokasi Alternatif

Image

JAKARTA - Pemerintah menyiapkan Kendal, Jawa Tengah dan Gresik, Jawa Timur sebagai dua lokasi alternatif selain mengandalkan wilayah Karawang untuk dijadikan kawasan industri khusus bagi produsen otomotif, saat ini.

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono menjelaskan, dua wilayah ter sebut telah memiliki infrastruktur dan konektivitas yang layak. Apalagi, Kendal telah menjadi salah satu basis produksi industri komponen kendaraan.

"Karawang memang masih menjadi yang utama, tetapi dua wilayah itu juga disiapkan. Nanti terserah bagaimana industri mau memilih lokasi," katanya di sela-sela diskusi bertema Arah Pengembangan Industri Otomotif Indonesia dan Kesiapan Kawasan Industri di Jakarta, Kamis (5/10).

Dia menjelaskan, Karawang memang masih menjadi pilihan utama produsen kendaraan bermotor untuk dijadikan sebagai pusat produksi. Namun, ada kendala yang menghambat terciptanya kawasan industri khusus di daerah tersebut, yakni mahalnya harga lahan.

Harga lahan yang cukup tinggi menjadi penghambat bagi perusahaan komponen terutama kelas kecil dan menengah untuk masuk ke dalam kawasan. Selain itu, upah minimum yang berlaku di kawasan itu juga terbilang tinggi.

Ini berbeda dengan kawasan Kendal dan Gresik, di mana sewa lahan dan tarif upah pekerja lebih murah. "Saat ini kami sedang merumuskan formula harga referensi yang bisa dijadikan acuan. Jadi nanti tarif yang berlaku setara dengan negara lain di Asia Tenggara," tuturnya.

Saat ini, pabrik kendaraan bermotor tersebar di sejumlah wilayah, antara lain kawasan Sunter Jakarta Utara, Cikarang dan Tambun di Bekasi, Purwakarta, Bogor, dan Karawang. Kebutuhan terhadap kawasan industri khusus otomotif memang menjadi salah satu prioritas pemerintah.

Apalagi, saat ini pemerintah telah menyiapkan sejumlah fasilitas yang dikhususkan untuk industri kendaraan bermotor, yakni Pusat Logistik Berikat dan pelabuhan khusus Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat.

Sementara itu, untuk kawasan industri Kendal, produsen bisa memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Mas yang terletak di Semarang. Adapun di Gresik proses distribusi bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menambahkan, ke tiga wilayah itu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Karawang misalnya, memiliki akses lebih dekat dengan Ibukota sehingga ongkos distribusi lebih murah.

Namun, di sisi lain harga lahan di Karawang cukup mahal sehingga ongkos produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan juga lebih tinggi. Ini berbeda dengan Kendal dan Gresik yang lebih murah dari sisi sewa lahan dan upah pekerja.

"Karawang masih menjadi pusat produksi karena memiliki keuntungan yang dekat dengan Jakarta. Tetapi ada juga kelemahannya. Jadi memang tergantung skala bisnis masing-masing perusahaan," ujar Yohannes.

Menurutnya, keputusan untuk menentukan basis produksi tergantung pada masing-masing perusahaan. Namun, jika pemerintah telah menyiapkan infrastruktur dan konektivitas, produsen akan mencari lokasi yang paling kompetitif.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menyatakan pembangunan harus fokus pada pengembangan kawasan industri yang berdaya saing global agar rantai pasokan efektif, efisien, dan ramah lingkungan.

"Pembangunan kawasan industri otomotif harus sejalan dengan tren global, seperti low emission car, electric car dan aplikasi teknologi modern," kata Suryawirawan.

TETAP DI JAWA

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar menilai pengembangan kawasan industri otomotif lebih cocok berada di dalam Jawa. Menurutnya, basis produksi otomotif mesti berada di dekat pasar utama untuk memudahkan kegiatan pemasaran.

Sanny memprediksi permintaan lahan industri otomotif pada tahun ini tumbuh moderat pada kisaran satu digit. Sebab kebanyakan pabrikan otomotif masih memiliki ketersediaan lahan yang belum tergarap di area kawasan industri. Menurutnya, kenaikan permintaan lahan industri yang lebih pesat mungkin terjadi pada sektor industri perakit komponen.

"Hampir semua perakitan otomotif yang beroperasi, di Bekasi dan Karawang misalnya, masih memiliki ketersediaan lahan yang cukup luas," ujarnya, Kamis (5/10).

Sanny menyatakan kontribusi sektor otomotif terhadap keseluruhan penjualan lahan industri pada tahun ini sebesar 30%. Penjualan lahan industri pada semester pertama tahun ini mencapai 120 hektare, atau naik 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seluas 90 hektare.

Secara terpisah, manajemen PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) telah menerima komitmen dari 35 investor untuk berinvestasi di Kawasan Industri Kendal.

Direktur Pengembangan Bisnis Jababeka Hyanto Wihadhi menuturkan Kendal memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan industri. "Kendal sangat terintegrasi, sebab dekat dengan Pelabuhan Kendal, satu kompleks dengan Kawasan Kendal, jarak ke Pelabuhan Tanjung Emas hanya 20 km."

Sumber : http://www.kemenperin.go.id/artikel/18248/Kendal-&-Gresik-Lokasi-Alternatif